Kanker merupakan penyakit kompleks yang perlu ditangani secara tepat dan profesional oleh timdokter dari multi-disiplin yang memiliki kapabilitas sesuai dengan standar medis. Namun, banyak dokter internis yang belum mengerti bagaimana cara menangani kanker.
Pada tanggal 1-3 Maret 2013 lalu, PERHOMPEDIN (Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam) menyelenggarakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta. Pertemuan ini berupaya untuk meningkatkan pelayanan dan pemberian terapi sistemik kemoterapi bagi masyarakat. Salah satunya dengan mendidik para ahli penyakit dalam atau internist untuk mendapat kemampuan melakukan deteksi kanker sejak dini.
“Dengan membekali internis untuk ikut berperan untuk melayani pasien kanker adalah sebuah langkah yang terpat,” ujar Prof Dr Idrus Alwi, SpPD-KKV, selaku Ketua Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jumat 1 Maret 2013.
Saat ini di Indonesia, diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan jumlah dokter spesialis penyakit dalam diseluruh Indonesia adalah 2.700 orang, dan dokter spesialis kanker masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Bahkan Prof Idrus merasa tidak cukup hanya dengan melibatkan para internis atau dokter-dokter spesialis penyakit dalam. Beliau menilai dokter-dokter umum di pelayanan primer juga perlu dibekali dengan pengetahuan tentang kanker begitu juga kemampuan untuk melakukan deteksi dini atau Early Detection.
Early Detection atau deteksi dini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah kematian yang diakibatkan oleh kanker. Angka kematian diharapkan bisa ditekan sebesar kurang lebih 30 persen bila kanker ditemukan dan mendapat penanganan professional secara dini. Demuti