GEJALA stres kadang sulit dikenali. Kita sering merasa tidak sedang dilanda stres, namun tidak demikian halnya yang dirasakan tubuh. Perlahan tapi pasti, seiring tingkat stres yang semakin tinggi, tubuh pun semakin drop dan mood memburuk. Ini gejala stres yang mungkin sering kita acuhkan.
1. Sakit kepala di akhir pekan
Karena kurang tidur dan jadwal makan tidak teratur dari Senin hingga Jumat, pada Sabtu dan Minggu, Anda ‘balas dendam’ bangun siang untuk bersantai. Bukannya lebih bugar, sakit kepala malah menyerang karena penurunan tingkat stres secara tiba-tiba.
Atasi dengan: Atur pola tidur dan makan secara normal seperti di hari kerja, sehingga tubuh tidak ‘kaget’ bila diajak bersantai di akhir pekan.
2. kram
Otot kaku secara tiba-tiba, disertai rasa nyeri yang tak tertahankan. Penelitian di Harvard menemukan perempuan yang stres pada pekerjaannya akan lebih mudah terserang kram dua kali lipat daripada mereka yang menikmati pekerjaan. Hal ini diakibatkan oleh hormon yang tidak seimbang.
Atasi dengan: Rutin berolahraga ringan setiap hari sebelum memulai aktivitas.
3. Mulut pegal
Malam hari pada saat tidur, gigi gemeretak secara tidak sadar, sehingga rahang menjadi sakit di pagi hari. Menurut Matthew Messina, DDS, asal Amerika, hal ini dapat diperburuk oleh stres.
Atasi dengan: Konsultasikan kepada dokter gigi mengenai pelindung gigi untuk malam hari. Sekitar 70% orang yang menggunakan alat ini, bisa mengurangi dan menghentikan kebiasaan serta rasa sakit.
4. Mimpi buruk
Saat stres melanda bukan hanya tak bisa tidur nyenyak, saat tidur pun Anda mengalami mimpi buruk. Tentu ini dapat mengganggu kualitas tidur sehingga mood menjadi buruk pada pagi hari.
Atasi dengan: Relaksasi dengan aromaterapi sebelum tidur. Hindari kafein dan alkohol pada malam hari. Dan, usahakan tetap tidur 7-8 jam setiap hari.
5. Pendarahan gusi
Stres meningkatkan hormon kortisol pada tubuh. Kekebalan tubuh menjadi terganggu dan memungkinkan bakteri menyerang gusi. Keadaan menjadi buruk bila Anda bekerja selama berjam-jam di kantor dan tidak pernah berhenti mengunyah.
Atasi dengan: Rajin menggosok gigi dan berkumur, sehingga makanan tidak bersisa di mulut, dan bakteri tidak bersarang di gusi.
6. Jerawat
Menurut Jon Halvorsen, ketua penelitian University of Oslo Norwegia. Stres akan menstimulasi pertumbuhan serat saraf dekat kelenjar sebasea dan memicu reproduksi sebum. Dan bersama dengan sel kulit mati akan membentuk bintik hitam dan jerawat di wajah atau tubuh.
Atasi dengan: Gunakan sabun khusus yang mengandung sulfur untuk membunuh bakteri dan menjaga kulit tetap bersih. Konsultasi ke dokter kulit agar mendapat penanganan tepat, karena setiap kulit memiliki karakteristik sendiri sehingga berbeda perawatannya.
7. Ketagihan makanan manis
Saat stres tubuh kerap menagih makanan manis. Berita baiknya, cokelat mengandung kafein, theobromine, methylxanthine, dan phenylethylalanine. Membuat pemakannya menjadi nyaman, tenang, dan kelelahan berkurang sehingga mood menjadi lebih baik.
Atasi dengan Jadikan cokelat sebagai camilan ketika pekerjaan menumpuk. Tapi batasi ya konsumsinya, jangan terlalu banyak, karena cokelat juga mengakibatkan berat badan bertambah.
8. Kulit gatal
Stres merespon serabut syaraf dan menyebabkan sensasi gatal pada kulit. Saat stres, sistem imunitas sel kulit kadang menjadi hiperaktif sehingga memicu penyakit kulit seperti dermatitis dan psoriasis.
Atasi dengan: Meditasi, terapi relaksasi, atau yoga. Jangan meminum sembarang obat karena gatal akibat stres, tidak bisa disamakan dengan gatal akibat alergi. (Precilia Meirisa)